Selasa, 24 September 2013

JIDAT HITAM BUKAN TANDA KESALIHAN

Dewasa ini banyak orang mengukur keshalihan seseorang dari ketebalan kapal hitam yang ada dijidatnya, semakin hitam dan tebal jidat seseorang maka semakin dia dianggap sebagai orang yang ahli ibadah dan ahli sujud. Hal ini berdasarkan pemahaman sempit mereka terhadap ayat yang berbunyi : "Yang artinya, ?Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku? dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud? (QS al Fath:29)". Banyak orang yang tidak mengetahui makna ayat ini dengan baik, sehingga mereka menafsirkan ayat di atas dengan pemahaman yang keliru. Dan anehnya pemahaman yang salah itu diklaim sebagai pendapat yang paling benar. Mereka menyangka bahwa maksud dari bekas sujud itu adalah tanda hitam di dahi karena sujud, bahkan ada sebagian dari mereka yang mencemooh seorang ulama? sholih hanya karena jidatnya tidak hitam maka dianggap ulama yang yang tidak sholih sebab jidatnya seperti kaleng. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan dari ayat tersebut. Pakar tafsir Imam At-Thabari meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ?tanda mereka?? adalah perilaku yang baik. Dalam sebuah riwayat lain yang beliau nukil juga dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan bekas sujud adalah kekhusyu?an. Juga diriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, ?Ciri mereka adalah shalat? (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546). Sementara itu dalam Sunan Kubro karangan Imam Baihaqi diterangkan Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, ?Siapakah anda??. ?Aku adalah anak asuhmu?, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, ?Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?? (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698) Dalam redaksi lain dari Ibnu Umar juga "Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, ?Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!? (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699)". "Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, ?Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku? (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701)". "Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ?tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud? apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Jawaban beliau, ?Bukan, bahkan ada orang yang ?kapal? yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ?kapal? yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu?an? (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702)". Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, ?Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya? yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij ? (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr). Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, ?Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khawarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya, ?Ceritakanlah kepadaku hadits yang kau dengar dari Rasulullah tentang Khawarij!?. Beliau berkata, ?Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya. Dia lantas berkata, ?Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil?. Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, ?Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku?. Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda, "Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur?an namun alQur?an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudia mereka tidak akan kembali kepada agama. Cirri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalul muncul? (HR Ahmad no 19798, dengan sanad Hasan)". Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal dan sewajarnya saja, yang penting antara lambung dan paha agak renggang serta ketiak sedikit dibuka, jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi, meskipun sebenarnya belum tentu orang tersebut benar-benar ahli sujud.

ROSULULLOH PINGSAN MENDENGAR KETERANGAN JIBRIL TENTANG PINTU NERAKA KE 7

Dari Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w.: "Mengapa aku melihat kau berubah muka?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu benar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya." Lalu nabi s.a.w. bersabda: "Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam." Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur'an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan." Nabi s.a.w. bertanya: "Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?" Jawabnya: "Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda." (nota kefahaman: yaitu yg lebih bawah lebih panas) Tanya Rasulullah s.a.w.: "Siapakah penduduk masing-masing pintu?" Jawab Jibril: "Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun, namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar. Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha, Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. Pintu ke enam tempat orang nashara bernama Sa'eir." Kemudian Jibril diam, segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: "Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?" Jawabnya: "Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat." Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu." Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.

DIMANAKAH ALLOH MELETAKKAN SANGKAKALA?

Di Manakah ALLAH Meletakkan Sangkakala Malaikat Izrofil Belum lama ini sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman, melakukan observasi dan penelitian terhadap alam semesta untuk memastikan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini. Kita tahu bahwa yang umumnya diperkirakan orang selama ini adalah bahwa alam semesta ini berbentuk bulat, bundar, atau bahkan ada pula yang menyebut bentuknya datar saja. Menggunakan sebuah peralatan milik NASA yang diberi nama WMAP (Wilkinson Microwave Anisotropy Prob), pada akhir penelitiannya mereka membuat sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan. Menurut hasil penelitian tersebut, alam semesta ini ternyata bentuknya menyerupai terompet! Adapun ringkasan ilustrasi yang mereka gambarkan adalah bahwa pada bagian ujung belakang terompet (baca: alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak dapat diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada, merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable). Bentuk Alam Semesta Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid-1 halaman 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati. Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Izrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah". Saya bertanya: “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah: “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya: “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah: “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).” Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Izrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. bukankah bentuk 'laksana tanduk' mengingatkan kita pada terompet orang-orang jaman dahulu yang pada umumnya terbuat dari tanduk? Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghaib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghaib. Jika kesahihan hadits di atas dapat dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP memang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka dapat dipastikan bahwa kita ini sesungguhnya bagaikan kupu-kupu yang hidup di tengah-tengah kaldera sebuah gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja. Allah sendiri telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Izrofil itu kepada manusia melalui Firman-Nya: Sumber “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An-Naml[27]:87) Makhluk langit saja terkejut, apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Sedangkan pada sambungan hadits di atas masih ada sedikit tambahan tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak. “Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak-anak jadi beruban dan setan-setan berlarian.” Ada sebuah pertanyaan yang patut untuk direnungakan; jika sangkakalanya saja sebesar itu, maka sebesar apakah peniupnya? Terlebih lagi, sebesar apa pula Yang Menciptakan keduanya? Subhanallah! Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.

Selasa, 17 September 2013

يا رسول الله سلام عليك


يَا إِمَامَ الرُّسْلِ يَا سَنَدِي
Wahai penghulu para rasul ! wahai sandaranku

أَنْتَ بَعْدَ الله مُعْتَمَدِي
Setelah Allah, engkau adalah peganganku

فَبِـدُنْيـَايَ وَآخِـرَتِي
Dalam urusan dunia dan akhiratku

يا رسول الله خُذْ بِيَدِيْ
Wahai rasulullah! Bantulah aku

عَطْفَـةً يَا جِيْرَةَ الْعَلَـمِ

Belas kasihmu wahai yang berjiran dengan Ka’bah

يَا أُهَيْلَ الْجُوْدِ والْكَـرَمِ
Wahai keluarga yang bermurah dan mulia

نحنُ جِيْرَانٌ بِذَا الْحَـرَمِ
Kami berada berhampiran dengan Kota Haram

حَرَمُ الإحْسَانِ والْحَسَـنِ
Kota yang penuh ihsan dan kebaikan

نحن مِنْ قَوْمٍ بِهِ سَكَنـُوْا
Kami daripada kaum yang tinggal di Kota Haram

وَبِهِ مِنْ خَوْفِهِمْ أَمِنـُوْا
Di dalamnya mereka aman daripada ketakutan

وَبِآيَاتِ الْقُرْآنِ عُنـُوْا
Dan oleh ayat-ayat Al-Quran mereka di perhatikan

فَاتَّئِـدْ فِيْنـَا أَخَا الْوَهَـنِ
Maka janganlah kamu tergesa-gesa atas kami wahai saudara yang lemah

نَعْرِفُ الْبَطْحـَاء وَتَعْرِفُنـَا
Kami kenal kepada padang pasir (Mekkah) dan ia mengenal kami

وَالصَّـفَا وَالْبَيْـتُ يَأْلَفُنـَا
Demikian pula Bukit Sofa dan Kabah

وَلَنَا الْمَعْـلَى وَخَيْـفُ مِنَى
Untuk kami Mala dan Khaif Mina

فَاعْلَمَـنْ هذَا وَكُنْ وَكُـنِ
Ketahuilah engkau akan hal ini dan yakinlah

وَلَنـَا خَيْـرُ الأَنـَـاِم أَبُ
Untuk kami sebaik-baik manusia sebagai ayah

وعَـلِيٌّ الْمُرْتَضَـى حَسَـبُ
Dan Ali Al-Murtadha sebagai datuk kami

وإِلَى السِّـبْطَيْـنِ نَنْتَسِـبُ
Kepada dua cucu Nabi (Hasan & Husein) kami bernasab

نَسَبـًا مَا فِيْـهِ مِـنْ دَخَـنِ
Nasab yang tiada terdapat keraguan

أَهْلُ بَيْتِ الْمُصْطَـفَى الطُّهُـرِ
Keluarga nabi yang suci

هُـمْ أَمَـانِ الأَرْضِ فَاذَّكِـرِ
Mereka pengaman dimuka bumi, maka ingatlah itu

شُـبِّهُـوْا بِالأَنْجُـمِ الزُّهُـرِ
Mereka umpama bintang-bintang yang gemerlapan

مِثْلَ مَا قَدْ جَـاءَ فِي السُّنَـنِ
Sebagaimana telah di nyatakan dalam hadith-hadith

وسَـفِـيْنٌ لِلنَّـجَـاةِ إِذَا
Mereka umpama bahtera keselamatan bila

خِفْتَ مِنْ طُوْفَانِ كُلِّ أَذًى
Kau takut angin taufan yang menghanyutkan

فَانْجُ فِيْهَا لاَ تَكُوْنُ كَـذَا

Maka naiklah ke atasnya kau akan selamat

فَاعْتَصِمْ بِاللهِ وَاسْتَعِنِ
Berpegang teguhlah dengan Allah dan mintalah pertolongan

رَبِّ فَانْفَعْنَا بِبَرْكَتِهِمْ
Ya Allah, kurniakanlah kami dengan berkat mereka

وَاهْدِنَا الْحُسْنَى بِحُرْمَتِهِمْ
Berilah petunjuk pada kami jalan yang baik dengan kehormatan mereka

وَأَمِتْـنَا فِي طَرِيْقَتِهِمْ
Matikanlah kami pada jalan mereka

وَمُعَـافَاةٍ مِنَ الْفِتَنِ
Serta selamatkanlah kami dari fitnah

ثُمَّ لاَ تَغْتَرَّ بِالنَّسَبِ
Janganlah engkau membanggakan diri dengan nasabmu

لاَ وَلاَ تَقْنَعْ بِكَانَ أَبِي
Dan jangan pula engkau merasa cukup dengan kejayaan ayahmu

وَاتَّبِعْ فِي الْهَدْيِ خَيْرَ نَبِيّ
Ikutilah sebaik-baik nabi dalam petunjuknya

أحْمَدِ الْهَادِي إلَى السَّنَنِ
Iaitu Ahmad, pemberi petunjuk pada jalan yang benar


قد كفاني علم ربي

                                                           
قَدْ كَفَانِي عِلْمُ رَبِّي
Cukup bagiku pengetahuan Tuhanku

مِنْ سُؤَالِي وَاخْتِيَارِي
Daripada permintaan dan usahaku

فَدُعَـائِي وابْتِهـَالِي
Doa serta permohonanku

شَـاهِدٌ لِي بِافْتِقَارِي
Sebagai bukti pada kefakiranku

فَلِهَذَا السِّرِّ أَدْعُـو
Oleh kerana rahsia itu aku berdoa

فِي يَسَارِيْ وَعَسَارِي
Pada saat aku senang dan susah

أَنَا عَبْدٌ صَارَ فَخْرِي
Aku adalah hamba, menjadi kebanggaanku
  
ضِمْنَ فَقْرِي وَاضْطِرَارِي
Dalam kefakiran dan keperluanku

يَا إِلَـهِي وَمَلِيْـكِي
Wahai tuhanku yang memiliki aku

أنْتَ تَعْلَمُ كَيْفَ حَالِي
Kau Maha tahu akan keadaanku

وَبِمَا قَدْ حَـلَّ قَلْبِـي
Dan apa yang berada dalam hatiku

مِنْ هُمُوْمٍ وَاشْتِغَالِـي
Dari kesedihan dan kesibukanku

فَتَـدَارَكْنِي بِلُطْفٍ
Maka tolonglah aku dengan kelembutan

مِنْكَ يَا مَوْلَى الْمَوَالِي
Dari-Mu Wahai Tuhan seluruh hamba

يَا كَرِيْمَ الْوًَجْهِ غِثْنِي

Wahai yang Maha Pemurah tolonglah hamba

قَبْلَ أنْ يَفْنَى اصْطِبَارِي
Sebelum lenyap kesabaran hamba

يَا سَرِيْعَ الْغَوْثِ غَوْثًا
Wahai pemberi pertolongan dengan segera

مِنْكَ يُدْرِكْنَا سَرِيْعًا
Berilah kami dengan segera pertolongan-Mu

يَهْزِمُ الْعُسْرَ وَيَأْتِي
Yang dapat menghilangkan kesulitan dan dapat mendatangkan

بِالَّذِي نَرْجُو جَمِيْـعًا
Dengan apa-apa yang kami harapkan semua

يا قَرِيْـبًا يا مُجِيْـبًا
Wahai yang Maha dekat, dan menjawab

يا عَلِيْمًا يا سَمِيْـعًا
Wahai yang Maha mengetahui dan mendengar

قَدْ تَحَقَّقْتُ بِعَجْزِي
Aku mengaku akan kelemahanku

وخُضُوْعِي وانْكِسَارِي
Dan ketaatan serta kesedihanku

لَمْ أَزَلْ بِالْبَابِ وَاقِفْ
Aku sentiasa menunggu di hadapan pintu rahmat-Mu

فَارْحَمَنْ ربِّي وُقُوْفِي
Wahai Tuhanku berikanlah rahmat padaku

وبِوَادِي الْفَضْلِ عَاكِفْ
Pada lembah kurnia-Mu aku berada

فَأَدِمْ ربِّي عُكُـوْفِي
Wahai Tuhanku tetapkanlah keberadaanku disana

ولِحُسْنِ الظَّنِّ لاَزِم
Aku sentiasa mempunyai prasangka baik

فَهُوَ خِلِّي وحَلِيْفِي

Ia (prasangka baik) adalah teman dan kawanku

وأَنِيْسِي وجَلِيْسِي
Juga penyenang bagiku dan yang setia bersamaku

طُوْلَ لَيْلِي ونَهَارِي
Sepanjang malam dan siangku

حَاجَةً فِي النَّفْسِ يَا ربّ
Wahai Tuhanku, dalam jiwa ini terdapat hajat

فَاقْضِهَا يا خَيْرَ قَاضِي
Tunaikanlah Wahai yang Maha Menunaikan

وأَرِحْ سِرِّي وقَلْبِي
Tenteramkanlah rahsia dan hatiku

مِنْ لَظاَهَا والشُّوَاظِ
Dari kebimbangan dan pergolakannya

فَالْهَنَا والْبَسْطُ حَالِي
 Sungguh aku akan berada dalam ketenteraman dan ketenangan

وشِعَارِي ودِثَارِي
Dan juga (ketenteraman dan ketenangan) menjadi pakaianku

PENGHANTAR TIDUR MALAM.
Semenjak alam semesta beserta isinya diciptakan sampai sekarang,belum pernah sejarah dunia menceritakan sesosok manusia sesempurna baginda Rosulillah SAW. Alloh belum pernah menciptakan manusia sesempurna beliau,segi fisik maupun budi pekerti.
Ka'ab bin Zuhair penyair di zaman beliau berkata:
واجمل منك لم تر قط عين # واكمل منك لم تلد النساء
خلقت مبرأ عن كل عيب # فكانك خلقت كما تشاء
Setampan engkau tak satupun mata menatapnya
Sesempurna engkau tak satupun wanita yg melahirkanya
Engkau diciptakan tanpa aib
Seolah engkau diciptakan menurut keinginanmu.
Itulah idola kita,panutan kita,yg tiada bandinganya. Maukah kita,emas murni kita tukar dg besi berkarat?.


(Al Habib Husin Bin Abi Bakar Baabud) 

 
Ratib Al-Haddad
Ratib Al-Haddad ini mengambil nama sempena nama penyusunnya, iaitu Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad, seorang pembaharu Islam (mujaddid) yang terkenal. Daripada doa-doa dan zikir-zikir karangan beliau, Ratib Al-Haddad lah yang paling terkenal dan masyhur. Ratib yang bergelar Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Yang Termasyhur) disusun berdasarkan inspirasi, pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 Hijriyah (bersamaan 26 Mei 1661).
Ratib ini disusun bagi menunaikan permintaan salah seorang murid beliau, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut. Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut ialah bagi mengadakan suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahan dan menyelamatkan diri daripada ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu.
Pertama kalinya Ratib ini dibaca ialah di kampung ‘Amir sendiri, iaitu di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Selepas itu Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim dalam tahun 1072 Hijriah bersamaan tahun 1661 Masehi. Pada kebiasaannya ratib ini dibaca berjamaah bersama doa dan nafalnya, setelah solat Isya’. Pada bulan Ramadhan ia dibaca sebelum solat Isya’ bagi mengelakkan kesempitan waktu untuk menunaikan solat Tarawih. Mengikut Imam Al-Haddad di kawasan-kawasan di mana Ratib al-Haddad ini diamalkan, dengan izin Allah kawasan-kawasan tersebut selamat dipertahankan daripada pengaruh sesat tersebut.
Apabila Imam Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah Haji, Ratib Al-Haddad pun mula dibaca di Makkah dan Madinah. Sehingga hari ini Ratib berkenaan dibaca setiap malam di Bab al-Safa di Makkah dan Bab al-Rahmah di Madinah. Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa sesiapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “ La ilaha illallah” hingga seratus kali (walaupun pada kebiasaannya dibaca lima puluh kali), ia mungkin dikurniakan dengan pengalaman yang di luar dugaannya.
Beberapa kebezaan boleh didapati di dalam beberapa cetakan ratib Haddad ini terutama selepas Fatihah yang terakhir. Beberapa doa ditambah oleh pembacanya. Al Marhum Al-Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad memberi ijazah untuk membaca Ratib ini dan menyarankannya dibaca pada masa–masa yang lain daripada yang tersebut di atas juga di masa keperluan dan kesulitan. Mudah-mudahan sesiapa yang membaca ratib ini diselamatkan Allah daripada bahaya dan kesusahan. Ameen.
Ketahuilah bahawa setiap ayat, doa, dan nama Allah yang disebutkan di dalam ratib ini telah dipetik daripada Al-Quran dan hadith Rasulullah S.A.W.  Terjemahan yang dibuat di dalam ratib ini, adalah secara ringkas. Bilangan bacaan setiap doa dibuat sebanyak tiga kali, kerana ia adalah bilangan ganjil (witir). Ini ialah berdasarkan saranan Imam Al-Haddad sendiri. Beliau menyusun zikir-zikir yang pendek yang dibaca berulang kali, dan dengan itu memudahkan pembacanya. Zikir yang pendek ini, jika dibuat selalu secara istiqamah, adalah lebih baik daripada zikir panjang yang dibuat secara berkala atau cuai. Ratib ini berbeza daripada ratib-ratib yang lain susunan Imam Al-Haddad kerana ratib Al-Haddad ini disusun untuk dibaca lazimnya oleh kumpulan atau jamaah. Semoga usaha kami ini diberkahi Allah.


الراتب الشهير
للحبيب عبد الله بن علوي الحداد
Ratib Al Haddad
 
Moga-moga Allah merahmatinya [Rahimahu Allahu Ta’ala]
 
يقول القارئ: الفَاتِحَة إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّد صلى الله عليه وسلم - الفاتحة- 
Bacalah Al-Fatihah kepada ketua, penyshafaat, nabi dan penolong kita Muhammad s.a.w
 
1.               بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ
 
1.                  Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbir sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai hari Pembalasan (hari Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan. Tunjuklah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.
 
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id ibn al-Mu’lla r.a.:  “Sukakah kamu jika aku ajarkan sebuah Surah yang belum pernah diturun dahulunya, baik dalam Injil mahupun Zabur dan Taurat? Ia adalah Al-Fatihah.
Surah 15 Al-Hijr : Ayat 87: “Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu (wahai Muhammad) tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dan seluruh Al-Quran yang amat besar kemuliaan dan faedahnya.”
  
2. اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ  وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ.
 
2.                  Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya. Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi. Tiada sesiapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya melainkan dengan izin-Nya. Yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki. Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi; dan tiadalah menjadi keberatan kepada Allah menjaga serta memelihara keduanya. Dan Dialah Yang Maha Tinggi, lagi Maha Besar.
(Surah 2 al-Baqarah Ayat 255 Ayat-al-Kursi)
 
Ayatul Kursi ini mengandungi khasiat yang besar. Terdapat 99 buah hadith yang menerangkan fadhilahnya. Di antaranya ialah untuk menolak syaitan, benteng pertahanan, melapangkan fikiran dan menambahkan iman.
 
 
3.      آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.
 
3.         Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. (Katakan): “Kami tidak membezakan antara seorang rasul dengan rasul-rasul yang lain".  Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali”
(Surah 2: Al Baqarah Ayat 285)
 
Diriwayatkan daripada Abu Mas'ud al-Badri r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, memadai kepada seseorang yang membacanya pada malam hari sebagai pelindung dirinya.
 
                       
 
 
 
4.      لاََ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ  قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ  تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
 
4.     Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala atas kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa atas kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”
(Surah 2: al-Baqarah  Ayat 286)
 
Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Abbas r.a.: Apabila Jibril sedang duduk dengan Rasulullah s.a.w., dia mendengar bunyi pintu di atasnya. Dia mengangkat kepalanya lalu berkata: “Ini ialah bunyi sebuah pintu di syurga yang tidak pernah dibuka.” Lalu satu malaikat pun turun, dan Jibril berkata lagi, “Ia malaikat yang tidak pernah turun ke bumi” Malaikat itu memberi salam lalu berkata, “Bersyukurlah atas dua cahaya yang diberi kepadamu yang tidak pernah diberi kepada rasul-rasul sebelummu-“Fatihat al-Kitab dan ayat penghabisan Surah al-Baqarah”. Kamu akan mendapat manfaat setiap kali kamu membacanya. 
 
 
5. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.  (3X)
5.                  Tiada Tuhan Melainkan Allah, Yang satu dan tiada sekutu bagi- Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia sangat berkuasa atas segala sesuatu  (3X)
 
 Dari Bukhari, Muslim dan Malik, diriwayatkan daripada Abu Hurairah; Rasulullah s.a.w berkata, “Sesiapa membaca ayat ini seratus kali sehari, pahalanya seperti memerdekakan sepuluh orang hamba, Seratus kebajikan dituliskan untuknya dan seratus keburukan dibuang darinya, dan menjadi benteng dari gangguan syaitan sepanjang hari.”
 
 
6. سٌبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اْللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. (3X)
6.                  Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Tuhan Yang Maha Besar. (3X)
 
Dari Muslim, diriwayatkan oleh Samurah ibn Jundah: Rasulullah s.a.w bersabda: Zikir-zikir yang paling dekat di sisi Allah adalah empat, iaitu tasbih, takbir, tahmid dan tahlil, tidak berbeza yang mana aturannya apabila engkau berzikirullah.
7. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ.   (3X)
7.                  Maha suci Allah segala puji khusus bagi-Nya, Maha suci Allah Yang Maha Agung. (3X)
 
Dari Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a.: Rasulullah s.a.w. bersabda:  Dua zikir yang mudah di atas lidah tetapi berat pahalanya dan disukai oleh Allah ialah: 'SubhanAllah al-Azim dan 'SubhanAllah wa bihamdihi.'” 
 
 
8. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. (3X)
8.                  Ya Allah ampunlah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (3X)
 
Surah 4: An-Nisa’; Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon ampun kepada Allah; kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.  
Sila rujuk juga Surah 11: Hud; Ayat 90
 
 
9. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ. (3X)
9.                  Ya Allah, cucurkan selawat ke atas Muhammad, Ya Allah, cucurkan selawat ke atasnya dan kesejahteraan-Mu.    (3X)
 
Surah 33; Al-Ahzab, Ayat 56: Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat ke atas Nabi; wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan yang sepenuhnya.
Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah bin Amr: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa berselawat kepadaku sekali, Allah akan berselawat kepadanya sepuluh kali.
10. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ. (3X)
10.              Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya. (3X)
 
Dari Abu Dawud dan Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. bersabda:  “Sesiapa yang membaca doa ini tiga kali, tiada apa-apa malapetaka akan terjatuh atasnya.”
 
 
 11. بِسْـمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُـرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي الْسَّمَـآءِ وَهُوَ الْسَّمِيْـعُ الْعَلِيْـمُ. (3X)
11.              Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tiada suatu pun, baik di bumi mahupun di langit dapat memberi bencana, dan Dia Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. (3X)
 
Dari Ibn Hibban; Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Hamba-hamba Allah yang membaca doa ini pada waktu pagi dan petang tiga kali, tiada apa jua kesakitan akan dialaminya.”
 
 
12. رَضِيْنَـا بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْـلاَمِ دِيْنـًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيّـًا. (3X)
12.              Kami redha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai Agama kami dan Muhammad sebagai Nabi kami.            (3X)
 
Surah 3: Ali-Imran Ayat 19: Sesungguhnya agama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam.
Dari Abu Daud dan Tirmidzi; Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Sesiapa membaca ayat ini di pagi dan petang hari akan masuk ke syurga.”
 
 
13. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّـرُّ بِمَشِيْئَـةِ اللهِ. (3X)
13.              Dengan Nama Allah, segala pujian bagi-Nya, dan segala kebaikan dan kejahatan adalah kehendak Allah.             (3X)
 
Diriwayatkah oleh Abu Hurairah: Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Abu Hurairah, bila kamu keluar negeri untuk berniaga, bacakan ayat ini supaya ia membawa kamu ke jalan yang benar.  Dan setiap perbuatan mesti bermula dengan ‘Bismillah’ dan penutupnya ialah “Alhamdulillah”.
 
 
14. آمَنَّا بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ تُبْناَ إِلَى اللهِ باَطِناً وَظَاهِرًا. (3X)
14.              Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan kami bertaubat kepada Allah batin dan zahir. (3X)
 
Surah at-Tahrim Ayat 8: Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan “Taubat Nasuha”.
Diriwayatkan oleh Ibn Majah: Rasulullah bersabda: Orang yang bertaubat itu adalah kekasih Allah. Dan orang yang bertaubat itu ialah seumpama orang yang tiada apa-apa dosa.”
 
 
15. يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا. (3X)
15.              Ya Tuhan kami, maafkan kami dan hapuskanlah apa-apa (dosa) yang ada pada kami.      (3X)
 
 Dari Tirmidhi dan Ibn Majah: Rasulullah s.a.w. berada di atas mimbar dan menangis lalu beliau bersabda: Mintalah kemaafan dan kesihatan daripada Allah, sebab setelah kita yakin, tiada apa lagi yang lebih baik daripada kesihatan  
Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”
 
 
16. ياَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْراَمِ أَمِتْناَ عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ. (7X)
16.              Wahai Tuhan yang mempunyai sifat Keagungan dan sifat Pemurah, matikanlah kami dalam agama Islam . (7X)
 
Sila rujuk ke no. 12. Moga-moga kita dimatikan dalam keadaan Islam.
Dan dari Tirmidhi, Rasulullah s.a.w. menyatakan di dalam sebuah hadith bahawasanya sesiapa yang berdoa dengan nama-nama Allah dan penuh keyakinan, doa itu pasti dikabulkan Allah.
 
17. ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْـنُ  إَكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْـنَ. (3X)
17.              Wahai Tuhan yang Maha Kuat lagi Maha Gagah, hindarkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang zalim. (3X)
 
Seperti di atas (16); Merujuk hadith Rasulullah s.a.w, sesiapa yang tidak boleh mengalahkan musuhnya, dan mengulangi Nama ini dengan niat tidak mahu dicederakan akan bebas dari dicederakan musuhnya.
 
 
18. أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ. (3X)
18.              Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimim dan menghindarkan mereka dari kejahatan orang-orang yang suka menggangu.   (3X)
 
Diriwayatkan oleh Abu Darda’ bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang mukmin pun yang berdoa untuk kaumnya yang tidak bersamanya, melainkan akan didoakan oleh Malaikat, “Sama juga untukmu”.
 
 
19. يـَا عَلِيُّ   يـَا كَبِيْرُ      يـَا  عَلِيْمُ  يـَا قَدِيْرُ
يـَا سَمِيعُ يـَا بَصِيْرُ     يـَا لَطِيْفُ  يـَا خَبِيْرُ.    (3X)
19.              Wahai Tuhan Yang Maha Mulia, lagi Maha Besar, Yang Maha Mengetahui lagi Sentiasa Sanggup, Yang Maha Mendengar lagi Melihat. Yang Maha Lemah-Lembut lagi Maha Mengetahui            (3X)
 
Surah 17: Al Israil: Ayat 110: “Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah nama “Allah” atau “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan; kerana Allah mempunyai banyak nama yang baik serta mulia. Dan janganlah engkau nyaringkan bacaan doa atau sembahyangmu, juga janganlah engkau perlahankannya, dan gunakanlah sahaja satu cara yang sederhana antara itu."
 
 
20. ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ. (3X)
20.              Wahai Tuhan yang melegakan dari dukacita, lagi melapangkan dada dari rasa sempit. Wahai Tuhan yang mengampuni dan menyayangi hamba-hamba-Nya.      (3X)
 
Dari Abu Dawud, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: “Ketika saya bersama Rasulullah s.a.w., ada seseorang berdoa, “Ya Allah saya meminta kerana segala pujian ialah untuk-Mu dan tiada Tuhan melainkan-Mu, Kamulah yang Pemberi Rahmat dan yang Pengampun, Permulaan Dunia dan Akhirat, Maharaja Teragung, Yang Hidup dan Yang Tersendiri”.
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dia berdoa kepada Allah menggunakan sebaik-baik nama-nama-Nya, Allah akan memakbulkannya kerana apabila diminta dengan nama-nama-Nya Allah akan memberi.
 
 
 
21. أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ.(4X)
21.              Aku memohon keampunan Allah Tuhan Pencipta sekalian makhluk, aku memohon keampunan Allah dari sekalian kesalahan.     (4X)
 
Surah 4: An-Nisa’: Ayat 106: “Dan hendaklah engkau memohon keampunan daripada Allah; sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”
Surah 11: Hud: Ayat 90: “Dan mintalah keampunan Tuhanmu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengasihani, lagi Maha Pengasih”
 
22. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. (50X)          
22.              Tiada Tuhan Melainkan Allah  (50X)
 
Komentar tentang kalimah tauhid sangat panjang. Kalimah “La ilaha illallah” ini adalah kunci syurga. Diriwayatkan oleh Abu Dzar bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah tidak membenarkan seseorang masuk ke neraka jikalau dia mengucapkan kalimah tauhid ini berulang-ulang kali.”
 
 
23. مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
23.              Muhammad Rasulullah, Allah Mencucurkan Selawat dan Kesejahteraan keatasnya dan keluarganya. Moga-moga dipermuliakan, diperbesarkan, dan diperjunjungkan kebesarannya. Serta Allah Ta'ala meredhai akan sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, sekalian tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini sehingga Hari Kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih daripada yang mengasihani.
 
24.                   بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يٌوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ (3X)
24.              Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang sebanding dengan-Nya.  Surah Al-Ikhlas (3X)
 
Dari Imam Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah s.a.w. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah s.a.w berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al Quran!”
Dari Al-Muwatta', diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah s.a.w, lalu baginda mendengar seseorang membaca surah al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” (Wajiblah syurga bagi si pembaca itu).
 
25.                            بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد
25.              Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada (ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpulan-simpulan ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya”.  
Surah Al-Falaq
 
Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarga baginda yang sakit, baginda menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika baginda menderita sakit yang menyebabkan baginda wafat, aku juga menyemburkan baginda dan mengusap baginda dengan tangan baginda sendiri, kerana tangan baginda tentu lebih banyak berkatnya daripada tanganku.
 
26.                            بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ،  مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
26.              Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”.     Surah An-Nas
 
Dari Tirmidhi diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad s.a.w selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah al-falaq dan an-nas turun, baginda ketepikan yang lain dan membaca ayat-ayat ini sahaja.
 
  
27.                                          اَلْفَاتِحَةَ
 إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.
27.              Bacalah Al-fatihah kepada roh Penghulu kita al-Faqih al-Muqaddam, Muhammad ibn Ali Ba’alawi, dan kepada asal-usul dan keturunannya, dan kepada semua penghulu kita dari keluarga bani ‘Alawi, moga-moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.
   
28.                                          اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ - أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِعُلُومِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ، وَيُلْحِقُنَا بِهِمْ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ.
28.              Bacalah al-fatihah kepada roh-roh Penghulu kita Ahli Ahli Sufi, di mana saja roh mereka berada, di timur atau barat, moga moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, ilmu-ilmu mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka, dan golongkan kami bersama mereka dalam keadaan baik dan afiah.
 
29.                                          اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى رُوْحِ صاَحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ الإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بِنْ عَلَوِي الْحَدَّاد وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.
29.              Bacalah fatihah kepada roh Penyusun Ratib ini, Qutbil-Irshad, Penyelamat kaum dan negaranya, Al-Habib Abdullah ibn Alawi Al-Haddad, asal-usul dan keturunannya, moga moga Allah meninggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dari mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya dan berkat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.
 
 
30.                                          اَلْفَاتِحَة
إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللهِ الصّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنْ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وبَرَكَاتِهِمْ
30.              Bacalah Fatihah kepada hamba hamba Allah yang soleh, ibu bapa kami, mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, moga moga Allah mengampuni mereka dan merahmati mereka dan memberi kita manfaat dengan rahsia rahsia dan barakah mereka.
 
31. (ويدعو القارئ):
31.              Berdoalah disini apa yang di hajati. :
 
اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلاَنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضِيْر إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْر وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam, segala puji pujian bagi-Nya atas penambahan nikmat-Nya kepada kami, moga moga Allah mencucurkan selawat dan kesehahteraan ke atas Penghulu kami Muhammad, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda. Wahai Tuhan, kami memohon dengan haq (benarnya) surah fatihah yang Agung, iaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara kebaikan dan kurniakanlah kepada kami segala kebaikan, jadikanlah kami dari golongan insan yang baik; dan peliharakanlah kami Ya tuhan kami. sepertimana Kamu memelihara hamba-hambaMu yang baik, lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudharatan. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung dari seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengurniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada sesiapa saja kebaikan dan Engkaulah yang  Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin.
   
 
32. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ رِضَـاكَ وَالْجَنَّـةَ وَنَـعُوْذُ بِكَ مِنْ سَـخَطِكَ وَالنَّـارِ.    (3X)
32.              Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keredhaan dan syurga-Mu; dan kami memohon perlindungan-Mu dari kemarahan-Mu dan api neraka.  (3X)
 
Dari Tirmidhi dan Nasa’i, diriwayatkan daripada Anas ibn Malik: Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jikalau sesiapa memohon kepada Allah untuk syurga tiga kali, Syurga akan berkata, “Ya Allah bawalah dia ke dalam syurga;” dan jikalau ia memohon perlindungan dari api neraka tiga kali, lalu neraka pun akan berkata, “Ya Allah berilah dia perlindungan dari neraka.”
 
انتهى الراتب الشهير
Tamat Ratib Al-Haddad

“Syarh Ratib Al-Haddad” – komentari, pembicaraan dan hujah Ratib Al-Haddad yang teliti bagi setiap ayat di dalam Ratib Haddad tulisan Al-Habib Alawi bin Ahmad bin Hassan bin Abdullah Al-Haddad, dalam bahasa Arab yang dicetak oleh Al-Habib Ali bin Essa bin Abdulkader Al-Haddad di Singapura dan di Maqam Imam Al-Haddad.